Guru sebagai Agen Perubahan: Strategi Psikologi Pendidikan untuk Pembelajaran yang Lebih Efektif

Table of Contents

 Kelompok 11 

2302040022_Ongki Saputra1, 2302040024_Nadine Novia Krisnata2, 2302040029_Dinanung Yogi Wulan Safitri3, 2302040105_Naila Nurul Azizah4, 2302040111_Fahdina Dean Yustisia5

1,2,3,4,5Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Semarang


Author: Ongki Saputra ( 2302040022 )


Kata Kunci: Psikologi pendidikan, guru sebagai agen pembelajaran, strategi mengajar efektif, motivasi belajar siswa, penerapan teori belajar, konstruktivisme dalam pendidikan, pendekatan individual dalam pembelajaran, peran guru dalam psikologi pendidikan, metode pembelajaran inovatif, feedback positif dalam pendidikan.

Pendahuluan

Pernahkah Anda mendengar tentang seorang guru yang mampu mengubah suasana kelas menjadi tempat belajar yang penuh semangat? Misalnya, seorang siswa yang awalnya kesulitan memahami pelajaran matematika mendadak mulai menikmati proses belajar karena metode kreatif yang diterapkan oleh gurunya. Kisah ini adalah gambaran nyata dari peran guru sebagai agen pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan materi, tetapi juga memahami kebutuhan psikologis siswa untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.

Namun, tantangan dalam dunia pendidikan tidaklah sedikit. Banyak guru dihadapkan pada beragam kebutuhan siswa, dari perbedaan gaya belajar hingga kesulitan dalam memotivasi mereka. Akibatnya, proses pembelajaran sering kali menjadi monoton dan kurang efektif. Padahal, dengan menerapkan prinsip psikologi pendidikan, guru dapat merancang strategi mengajar yang lebih sesuai dengan kondisi siswa, sehingga mampu mengatasi berbagai hambatan tersebut.

Artikel ini akan membahas bagaimana guru dapat memanfaatkan psikologi pendidikan untuk menjadi agen perubahan dalam pembelajaran. Dengan memahami konsep dasar psikologi pendidikan dan menerapkannya secara efektif, guru tidak hanya dapat meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga membentuk hubungan yang lebih positif di dalam kelas.

Bagian Utama

Guru sangat penting dalam mempelajari dan memahami psikologi belajar siswa karena hal tersebut dapat membantu kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan terencana. 


Menurut Linda L Daidoff (1991), “Psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku, dan fungsi mental manusia yang dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati.”


Guru juga harus mampu mengorganisasi setiap kegiatan pembelajaran dan menghargai siswanya. Oleh karena hal itu maka proses pembelajaran juga harus dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran secara individual dan pendekatan secara individual agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.


Contoh penerapan teori belajar yang ada di Indonesia yaitu teori behaviorisme, dimana guru menyiapkan materi dan bahan ajar mulai dari sederhana hingga kompleks. Guru lebih aktif memberikan latihan, perilaku ini memberikan kebiasaan bagi siswa kemudian guru memberikan evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat.


Serta teori konstruktivisme, berpandangan bahwa pembelajaran terjadi ketika siswa membangun pemahaman melalui pengalaman aktif. Dengan pembelajaran berbasis proyek, contoh siswa diminta untuk membuat prototipe alat penyaring air. Proses ini mengharuskan mereka bekerja sama dalam tim, meneliti konsep ilmiah, dan mengembangkan solusi. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberi panduan saat siswa mengeksplorasi ide-ide mereka.

Pembelajaran kolaboratif merupakan pembelajaran yang melibatkan kerja sama antar siswa untuk mencapai tujuan bersama. Contoh, dalam pelajaran ekonomi, siswa bekerja dalam kelompok untuk menganalisis kasus perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Setiap anggota memiliki tugas spesifik, seperti menganalisis laporan keuangan atau strategi pemasaran perusahaan tersebut.

Dalam mengaplikasikan sistem belajar yang efektif, diperlukan nya motivasi intrinsik siswa dan disinilah peran guru sangat dilibatkan. motivasi intrinsik sangat penting dalam proses pembelajaran siswa agar pembelajaran itu sendiri menjadi mendalam dan bermakna, karena motivasi intrinsik merujuk pada keaktifan siswa, upaya dan ketekunannya dalam belajar. (L Nurishlah, 2023)

Contoh yang bisa diterapkan dalam interaksi guru dan siswa di kelas adalah memberikan kebebasan siswa untuk memilih jenis tugas proyek dan bagaimana menyelesaikan tugas belajar mereka, memberikan tantangan berupa tes yang sesuai kemampuan siswa sebagai acuan dan motivasi agar lebih giat belajar, memberikan feedback positif berupa pujian atau reward kepada siswa yang bisa menunjukkan keunggulannya.

Dalam penerapan nya di lapangan, tentu proses pembelajaran memiliki kendala dan hambatan yang mengakibatkan pada kurangnya keefektifan proses belajar mengajar. kendala yang sering ditemukan guru dan yang paling umum dirasakan 2 pihak antara guru dan siswa adalah; kurangnya peran guru sebagai fasilitator dimana kebanyakan guru hanya berperan menjadi sumber belajar tunggal (Pipit Widiatmaka, 2016), metode pembelajaran yang membosankan sehingga siswa pun tidak tertarik untuk mengikuti kelas, dan guru belum mampu menguasai ruang kelas secara utuh dan tidak piawai dalam membangun suasana kelas yang menyenangkan dan berenergi untuk adanya pembelajaran.

Maka dari itu, para guru butuh solusi untuk menyikapi kendala dalam proses pembelajaran ini, seperti belajar public speaking dan teknik mengajar pada anak secara bertahap dan berkala agar siswa mau menyimak dengan seksama, meng-upgrade metode pembelajaran dengan bantuan alat peraga atau media lain seperti tontonan atau video animasi. dengan begitu siswa diharapkan bisa menemukan letak menyenangkan nya suatu proses pembelajaran dan proses pembelajaran akan efektif kemudian. 




Kesimpulan

Guru sebagai agen pembelajaran memiliki peran strategis dalam meningkatkan efektivitas pendidikan. Salah satu caranya adalah dengan mengintegrasikan strategi berbasis psikologi pendidikan dalam proses belajar mengajar. Pemahaman mendalam tentang bagaimana siswa berpikir, belajar, dan berkembang akan membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif dan efektif.

Mari dorong para guru untuk tidak ragu mencoba dan menerapkan metode pembelajaran baru yang berlandaskan prinsip-prinsip psikologi pendidikan. Metode ini tidak hanya membantu siswa belajar dengan lebih baik, tetapi juga membangun hubungan yang lebih positif dan mendalam antara guru dan siswa.

Guru yang memiliki wawasan kuat dalam psikologi pendidikan akan lebih mampu memahami kebutuhan dan potensi siswa, sehingga dapat menciptakan interaksi belajar yang produktif. Dengan pendekatan yang tepat, guru dapat menjadi inspirator dan fasilitator yang mampu membawa perubahan positif bagi setiap siswa.

Daftar Pustaka

  Santrock, J. W. (2021). Educational Psychology (7th Edition). New York: McGraw-Hill Education.  

  Slavin, R. E. (2019). Educational Psychology: Theory and Practice (12th Edition). Boston: Pearson.  

  Woolfolk, A. (2022). Psychology in Education: Theories and Applications (14th Edition). Boston: Pearson.  

  Schunk, D. H. (2020). Learning Theories: An Educational Perspective (8th Edition). Boston: Pearson.  

  Ormrod, J. E. (2020). Human Learning (8th Edition). New York: Pearson.  Arends, R. I. (2012). Learning to Teach. New York: McGraw-Hill.

  Johnson, D. W., & Johnson, R. T. (2009). Cooperation and Competition: Theory and Research. Edina, MN: Interaction Book Company.

  Piaget, J. (1977). The Development of Thought: Equilibration of Cognitive Structures. New York: Viking Press.

  Skinner, B. F. (1974). About Behaviorism. New York: Alfred A. Knopf.

  Slavin, R. E. (1995). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Boston: Allyn and Bacon.

  Sri Mulyati, Syamsiah Nur, Abd Syahid

Al-Liqo: Jurnal Pendidikan Islam 6(2), 159-169, 2021

https://fkip.esaunggul.ac.id/pentingnya-memahami-psikologi-pendidikan-dan-perkembangan-bagi-mahasiswa-pgsd/#:~:text=Seorang%20guru%20sangat%20penting%20untuk,menjadi%20lebih%20efektif%20dan%20terencana

   Nurishlah, L., Nurlaila, A., & Rusnaya, M. (2023). Strategi Pengembangan Motivasi Intrinsik Di Dalam Pembelajaran Siswa Sekolah Dasar. MURABBI, 2(2), 60-71.

   Widiatmaka, P. (2016). Kendala Pendidikan Kewarganegaraan dalam membangun karakter peserta didik di dalam proses pembelajaran. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 13(2), 188-198.


Post a Comment