MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( KEL 37 )
Penerapan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Pemahaman
Mahasiswa di Era Digital
Kata kunci : Inovasi pembelajaran, era digital, pemahaman mahasiswa.
Pendahuluan
Di era digital saat ini, perkembangan teknologi berlangsung dengan sangat pesat, mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Pendidikan yang baik mampu menghasilkan generasi yang berkualitas, cerdas, adaptif, dan bermoral, yang sangat penting untuk kemajuan suatu negara. Dalam hal ini, pemerintah dan tenaga pendidik memiliki peran yang krusial untuk mewujudkannya. Namun, kenyataannya, banyak pelajar di Indonesia yang kecanduan menggunakan AI untuk mengerjakan tugas mereka. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kesalahan dalam metode belajar.
Dalam hal ini, pembelajaran kontekstual memiliki peran sangat penting, generasi Z tentunya lebih menyukai pembelajaran yang berbasis praktek daripada teori. Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu pendidik mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata mahasiswa. Untuk era digital saat ini, pembelajaran bisa dilakukan secara daring, yaitu dengan menggunakan smartphone, laptop, tablet, atau komputer.
Namun, pembelajaran di era digital menimbulkan banyak tantangan, seperti akses internet yang tidak merata, ketidakseimbangan dalam kemampuan teknologi, dan kurangnya pemahaman tentang cara memanfaatkan teknologi secara efektif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan inovasi pembelajaran untuk mengatasi tantangan ini dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar mahasiswa di era digital.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar mahasiswa di era digital. Selain itu, hasilnya dapat membantu para pengambil kebijakan merancang kebijakan dan program pendidikan yang sesuai dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Selain itu, penelitian ini akan membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang inovasi pembelajaran di era digital. Untuk menggambarkan dan menjelaskan inovasi pembelajaran dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan kajian pustaka (library research). Data primer yang digunakan terdiri dari buku-buku, jurnal, dan sumber online yang terkait dengan inovasi pembelajaran. Metode analisis yang digunakan termasuk membaca, mengumpulkan, dan menyimpulkan informasi untuk membuat gambaran tentang inovasi pembelajaran.
Bagian Utama
Konsep-Konsep Psikologi Pendidikan yang Relevan dengan Pembelajaran Kontekstual di Era Digital
Psikologi pendidikan adalah bidang psikologi yang mempelajari bagaimana manusia belajar dan bagaimana kita dapat meningkatkan proses belajar mereka. Ide-ide ini sangat relevan ketika digunakan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa, terutama di era digital.
· Pembelajaran strukturalisme menekankan bahwa pembelajaran adalah proses aktif di mana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri berdasarkan pengalaman dan pemahaman sebelumnya. Dalam pembelajaran kontekstual, guru membantu siswa mengaitkan pelajaran dengan dunia nyata, yang membantu mereka memahami konsep baru dengan lebih mudah.
· Zone of Proximal Development (ZPD), yang dikembangkan oleh Lev Vygotsky, adalah jarak antara kemampuan seorang siswa untuk melakukan sesuatu secara mandiri dan kemampuan mereka untuk mencapainya dengan bantuan orang lain, seperti guru atau teman. Pembelajaran kontekstual biasanya melibatkan bimbingan atau kerja kelompok sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan dari pengalaman dan perspektif orang lain.
· Teori Motivasi: Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar jika mereka merasa bahwa pelajaran yang mereka pelajari memiliki hubungan dengan minat atau tujuan mereka. Teori ini berpendapat bahwa pembelajaran kontekstual, yang menghubungkan pelajaran akademik dengan situasi dunia nyata, seperti penggunaan teknologi atau simulasi situasi nyata, membantu menciptakan hubungan ini.
Pembelajaran kontekstual (Relevant Educating and Learning/CTL) adalah pendekatan pendidikan yang menggabungkan pengalaman langsung dan situasi kehidupan nyata ke dalam proses belajar. Tujuh komponen utama terlibat dalam pendekatan ini: konstruktivisme, bertanya, inkuiri, belajar berbasis komunitas, pemodelan, refleksi, dan penilaian autentik. Pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif melalui tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, mahasiswa dapat diajak untuk menganalisis fenomena bisnis komputer di kelas ekonomi. Pembelajaran menjadi lebih menarik, bermakna, dan mudah dipahami dengan cara ini.
Studi Sukardi (2021) melibatkan mahasiswa TI di salah satu universitas di Indonesia dan menemukan bahwa pembelajaran kontekstual meningkatkan pemahaman siswa. Studi ini memberikan siswa proyek berbasis masalah (project-based) tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran..
Hasilnya, siswa yang menggunakan pendekatan kontekstual belajar lebih memahami materi sebesar 30% dibandingkan dengan siswa yang hanya belajar melalui ceramah. Selain itu, mereka percaya bahwa ada hubungan langsung antara apa yang mereka pelajari dan apa yang akan mereka lakukan di tempat kerja, yang membuat mereka lebih termotivasi untuk belajar lebih banyak lagi. Hasil ini juga didukung oleh penelitian Susanti dan Anwar (2022). Siswa dapat meningkatkan kemampuan analitis akademik mereka hingga 40% dengan menggunakan aplikasi pembelajaran berbasis kontekstual, seperti simulasi kasus bisnis atau penggunaan perangkat lunak analisis data. Ini menunjukkan bahwa penggabungan teknologi dan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan lingkungan belajar mereka.
Manfaat CTL di Era Digital
Di era teknologi saat ini, menggunakan pembelajaran kontekstual memiliki banyak keuntungan diantaranya :
· Meningkatkan Keterlibatan Mahasiswa: Siswa lebih terlibat dalam pelajaran karena pengetahuan mereka lebih relevan dan relevan.
· Mendukung Penggunaan Teknologi: Teknologi seperti simulasi virtual atau perangkat lunak interaktif membuat pembelajaran lebih dinamis.
· Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis: Siswa diberi latihan untuk memecahkan masalah praktis dengan tujuan meningkatkan kemampuan kreatif dan analitis mereka.
Contoh nyata penerapan pembelajaran kontekstual (CTL) di era digital :
1. Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknologi: Di kelas ekonomi, siswa dapat diminta untuk menganalisis dampak ekonomi dari tren digitalisasi seperti munculnya fintech dan e-commerce. Untuk menggambarkan bagaimana perkembangan teknologi mempengaruhi pasar, mereka dapat menggunakan alat analisis data atau perangkat lunak simulasi bisnis. Metode ini meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa serta menghubungkan pembelajaran dengan situasi dunia nyata. Metode ini juga memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan analitis.
2. Simulasi Kasus Bisnis Virtual: Mahasiswa dalam program pendidikan bisnis atau manajemen dapat berpartisipasi dalam simulasi virtual di mana mereka diminta untuk membuat keputusan bisnis yang didasarkan pada data dan kondisi pasar yang terus berubah. Misalnya, mereka dapat membuat dan mengelola perusahaan virtual dengan menggunakan perangkat lunak seperti "SimCity" atau "Permainan Simulasi Perusahaan". Ini meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep ekonomi dan bisnis dengan cara yang lebih interaktif dan terkait dengan perkembangan digital.
3. Mahasiswa di kelas teknologi informasi dapat bekerja sama untuk membuat aplikasi pembelajaran berbasis web atau telepon. Mereka tidak hanya belajar tentang pengembangan perangkat lunak tetapi juga belajar tentang cara aplikasi tersebut dapat diterapkan dalam pendidikan. Metode ini menggunakan teori Vygotsky tentang Zone of Proximal Development (ZPD), di mana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk berbagi informasi dan kemampuan.
4. Penggunaan Teknologi Augmented Reality (AR) dalam Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL): Dalam mata pelajaran sains atau sejarah, siswa dapat menggunakan teknologi AR untuk membuat proyek yang menggabungkan materi pembelajaran dengan pengalaman dunia nyata. Misalnya, mereka dapat menggunakan teknologi AR untuk mengunjungi situs sejarah dan kemudian bekerja sama untuk menganalisis dan membahas temuan yang mereka temukan. Prinsip CTL menghubungkan pengetahuan akademik dengan kehidupan sehari-hari, dan pembelajaran ini mendorong kreativitas dan berpikir kritis.
Kelebihan Pembelajaran Kontekstual di Era Digital :
1. Dengan meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran kontekstual, materi pelajaran menjadi lebih relevan dan relevan dengan dunia nyata. Ini meningkatkan minat dan keinginan siswa. Siswa lebih terlibat dalam proses belajar dengan teknologi seperti simulasi atau perangkat lunak interaktif. Simulasi bisnis atau penggunaan perangkat lunak analisis data, misalnya, memberi siswa pengalaman langsung yang memudahkan mereka memahami konsep yang sebelumnya abstrak.
2. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif: Pembelajaran ini melibatkan siswa memecahkan masalah nyata, yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mereka. Siswa dilatih untuk menemukan solusi dengan menganalisis fenomena dunia nyata atau mengerjakan proyek teknologi. Misalnya, mahasiswa di kelas TI dapat membuat aplikasi yang dapat menyelesaikan masalah dunia nyata.
3. Mendukung Pembelajaran Kolaboratif: Pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, yang memungkinkan mereka belajar dari pengalaman orang lain dan dari perspektif orang lain. Ini sejalan dengan teori Zone of Proximal Development (ZPD) oleh Vygotsky, dan mendorong siswa untuk belajar dari teman sejawat mereka dan memperluas pemahaman mereka.
Kekurangan Pembelajaran Kontekstual di Era Digital :
1. Ketergantungan pada Teknologi
· Kekurangan utama dari pembelajaran kontekstual berbasis digital adalah ketergantungan pada teknologi. Proses pembelajaran dapat terganggu jika perangkat atau infrastruktur yang diperlukan tidak tersedia atau ada masalah teknis.
· Di beberapa tempat atau lembaga pendidikan, akses yang memadai terhadap teknologi yang diperlukan mungkin terbatas.
2. Tantangan dalam Penilaian
· Pembelajaran kontekstual biasanya melibatkan pengalaman dan proyek yang lebih terbuka dan tidak terorganisir. Akibatnya, penilaian dapat menjadi lebih subjektif dan sulit untuk diukur secara standar.
· Dibandingkan dengan ujian tradisional, penilaian autentik, yang menilai kinerja atau proyek siswa, lebih rumit dan memerlukan lebih banyak waktu dan sumber daya.
3. Peran Guru yang Lebih Menantang
· Guru tidak hanya memberikan materi tetapi juga membantu siswa. Mampu menyesuaikan pembelajaran untuk konteks dan memastikan siswa tetap berada di jalur yang benar adalah kemampuan yang diperlukan untuk peran ini.
· Pelaksanaan pembelajaran dapat menjadi tantangan besar bagi beberapa guru, terutama mereka yang belum berpengalaman menggunakan teknologi atau metode kontekstual.
4. Keterbatasan Waktu
Pembelajaran berbasis proyek atau simulasi sering memerlukan lebih banyak waktu untuk persiapan, pelaksanaan, dan refleksi daripada pembelajaran konvensional. Waktu yang terbatas untuk menerapkan metode ini secara efektif dapat menjadi masalah dalam sistem pendidikan yang memiliki banyak kurikulum. Selain itu, kegiatan yang bersifat kontekstual mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk menjelaskan materi dan mengaitkannya dengan situasi dunia nyata. Akibatnya, materi pelajaran mungkin kurang luas.
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kami berbicara tentang bagaimana pembelajaran kontekstual (CTL) dapat diterapkan di era digital. CTL dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata. Dengan menggunakan teknologi, CTL juga meningkatkan keterampilan kritis, kreatif, dan digital siswa. Metode ini terbukti meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa melalui studi kasus seperti penggunaan teknologi dalam analisis ekonomi atau simulasi bisnis. Meskipun demikian, ada beberapa hambatan, seperti bergantung pada teknologi, menghadapi kesulitan dalam penilaian, dan membutuhkan guru yang berpengalaman.
Sangat penting bagi tenaga pendidik dan mahasiswa untuk memulai penerapan pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mengajar. Ini memungkinkan guru untuk memperkenalkan proyek berbasis masalah dan teknologi interaktif, dan mahasiswa dapat lebih aktif mencari hubungan antara pelajaran akademik dan situasi dunia nyata. Ini akan membuat proses pembelajaran lebih bermakna dan membantu mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di dunia kerja.
Pembelajaran kontekstual di era digital bukan hanya tentang penggunaan teknologi; itu juga tentang membuat pengalaman belajar yang relevan, memotivasi, dan mengembangkan keterampilan abad ke-21. Dengan memanfaatkan teknologi secara efektif dan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, kita dapat mencetak generasi yang lebih cerdas, kreatif, dan siap menghadapi tantangan dunia.
1. SHINTA NUR OKTAVIA (2307010382)
2. ELSA ANNISSATUSSAFIRA (2307010400)
3. FATURYAN (2307010402)
4. CITRA FARADILA PUTRI D (2307010403)
5. MUHAMMAD DAFFA NURUL Y (2307010406)
Post a Comment