Teknologi dan Perkembangan Kognitif Pada Generasi Z Kelompok 11
Teknologi dan Perkembangan Kognitif Pada
Generasi Z
Kata kunci: Gen Z, Teknologi,
Kognitif, Sosial Media
Pendahuluan
Cerita Menarik:
Rian
adalah seorang mahasiswa berusia 20 tahun yang hidup di tengah gemerlap dunia
media sosial. Setiap harinya, ia menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial.
Awalnya, platform-platform ini memberinya rasa percaya diri dan koneksi dengan
dunia luar. Salah satu influencer yang sangat mempengaruhi Rian adalah Maya,
seorang pelatih kebugaran yang selalu membagikan konten motivasional tentang
gaya hidup sehat. Terinspirasi oleh Maya, Rian mulai berolahraga dan
memperhatikan pola makannya. Dalam beberapa bulan, ia merasakan perubahan
signifikan; tubuhnya lebih bugar, pikirannya lebih fokus, dan ia merasa lebih
bahagia.
Namun,
seiring berjalannya waktu, dampak negatif dari media sosial mulai
menghantuinya. Rian sering membandingkan dirinya dengan orang lain yang
tampaknya memiliki kehidupan sempurna seperti liburan mewah, pencapaian luar
biasa, dan kebahagiaan yang terpancar dari setiap foto. Ketika melihat semua
itu, rasa cemas dan tidak percaya diri mulai menggerogoti hatinya. Ia merasa
tidak cukup baik dan meragukan kemampuannya sendiri. Kecanduan akan scrolling
juga mengganggu fokusnya dalam belajar; tugas kuliah sering terabaikan karena
ia lebih asyik melihat feed yang tak ada habisnya.
Suatu
hari, setelah merasa sangat tertekan dengan semua perbandingan yang ia lakukan,
Rian memutuskan untuk mengambil langkah tegas. Ia melakukan "detoksifikasi
media sosial" selama sebulan penuh. Selama waktu itu, ia fokus pada
kegiatan offline: membaca buku, berolahraga, dan berkumpul dengan teman-teman
di dunia nyata. Tanpa tekanan dari dunia maya, Rian menemukan kembali
passion-nya dalam fotografi. Ia mulai menangkap keindahan alam dan momen-momen
sederhana di sekelilingnya tanpa merasa perlu untuk membagikannya kepada orang
lain.
Setelah sebulan berlalu, Rian kembali ke media sosial dengan perspektif baru. Ia mulai mengikuti akun-akun yang memberikan inspirasi positif dan menghindari konten yang membuatnya merasa tidak cukup baik. Kini, media sosial menjadi alat untuk mendukung pertumbuhan pribadinya alih-alih sumber stres.
Masalah Umum:
Pembelajaran
kognitif, yang melibatkan proses berpikir, pemecahan masalah, dan pengambilan
keputusan, sering menghadapi tantangan khusus di kalangan Gen Z. Berikut adalah
beberapa masalah umum:
1.
Distraksi Digital
Menurut Carr, N.
(2010) Gen Z tumbuh di era digital dengan akses
instan ke informasi. Namun, paparan berlebihan pada media sosial, game, dan
aplikasi hiburan sering menyebabkan kurangnya fokus dan kesulitan
memprioritaskan pembelajaran.
2.
Overload Informasi
Akses tanpa batas ke internet membuat Gen
Z sering menghadapi terlalu banyak informasi, yang dapat mengakibatkan
kesulitan dalam menyaring mana yang relevan atau dapat dipercaya. Bawden, D., &
Robinson, L. (2009).
3.
Kurangnya Keterampilan
Berpikir Kritis
Pembelajaran berbasis fakta instan
(seperti dari mesin pencari) terkadang membuat mereka tidak terlatih dalam
berpikir kritis atau menganalisis masalah secara mendalam. Wineburg, S., & McGrew, S. (2017)
4. Motivasi
yang Cepat Berubah
Berdasarkan Twenge,
J. M. (2017) Gen
Z cenderung menginginkan hasil yang cepat dan instan. Jika pembelajaran tidak
memberikan imbalan langsung, mereka mungkin kehilangan motivasi.
5. Preferensi
untuk Pembelajaran Visual atau Interaktif
Gen Z sering merasa bosan dengan metode pembelajaran tradisional (seperti ceramah panjang) dan lebih menyukai pembelajaran yang interaktif, visual, atau berbasis teknologi. Jika metode ini tidak tersedia, keterlibatan mereka bisa menurun. Prensky, M. (2001).
6. Kurangnya
Pengelolaan Waktu
Prensky, M. (2001)
Mengemukakan bahwa engan banyaknya aktivitas online, Gen
Z sering mengalami kesulitan mengelola waktu untuk belajar, terutama jika tidak
ada struktur yang jelas atau disiplin diri.
7. Kesehatan
Mental
Keles, B., McCrae, N., & Grealish, A.
(2020).Masalah seperti kecemasan, depresi, dan burnout menjadi lebih umum di
kalangan Gen Z, yang bisa memengaruhi kemampuan mereka untuk berkonsentrasi dan
memproses informasi.
8. Ketergantungan
pada Teknologi
Menurut Turkle, S. (2011) Kebiasaan menggunakan teknologi secara berlebihan dapat mengurangi kemampuan mereka untuk memecahkan masalah secara mandiri atau belajar melalui pengalaman langsung.
Janji Manfaat:
Pembaca akan terinspirasi untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh Rian. Untuk tidak selalu bergantung pada dunia maya dan lebih fokus menghabisakan waktu di dunia nyata, seperti : membaca buku, berolahraga, dan berkumpul dengan teman-teman di dunia nyata.
Bagian Utama
Penjelasan Sederhana:
Di era Genarasi Z, kemunculan media sosial mulai berkembang pesat bahkan dari kalangan anak-anak hingga mahasiswa. Banyak dari mereka yang aktif menggunakan media sosial, mulai dari tik tok, instagram, facebook, whatsapp, twitter dll. Generasi Z adalah generasi yang sangat inovatif dan adaptif terhadap teknologi. Mereka seringkali menjadi pelopor dalam penggunaan platform dan alat digital baru. Namun seiring berjalannya waktu media sosial menjadi aplikasi dengan memuat konten konten tertentu (fyp) seperti konten negatif atau kontroversial. Akhir-akhir ini banyak kalangan masyarakat yg menggunakan media sosial untuk hal-hal yg diangap tidak penting hingga menimbulkan rasa kecanduan dan malas sehingga dapat mempengaruhi mental seseorang.
Hasil Penelitian:
Dari Pengamatan yang kami lakukan melalui platform media sosial seperti tik tok, instagram, facebook, whatsapp, twitter dll kami menyimpulan bahwa tidak semua penguna media sosial mampu menerima dan mengolah informasi dengan baik terlebih pada penguna dibawah umur yang salah dalam menafsirkan informasi yang mereka dapatkan. Alhasil mempengaruhi mental mereka yang belum siap untuk mengolah informasi dan berakibat Overload Informasi.
Contoh Nyata:
1. Pada Kampanye presiden tahun 2024 yang dilakukan di
media sosial digegerkan oleh banyaknya anak di bawah umur yang menyuarakan
pendapat mereka, sedangkan meraka tidak bisa mengolah informasi tersebut,
alhasil apa yang mereka utarakan hanya sebatas fomo dari media sosial.
2. Banyaknya fenomena barcode korea, Barcode korea adalah
tren untuk menyakiti diri sendiri dengan mengores benda tajam pada bagian tubuh
dengan tujuan melampiaskan emosi yang tidak dapat di kendalikan.
3. Pada 3 Oktober 2024 seorang mahasiswa dikabarkan bunuh diri akibat kecanduan judi online, Dikarenakan hutang yang menumpuk membuat ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Hal ini bisa di picu karna banyaknya iklan judi online di media sosial yang membuat ia tergiur untuk mencobanya.
Kelebihan dan Kekurangan:
Kelebihan
Menggunakan Metode Analisis Jurnal
- Sumber Informasi yang Kredibel dan Terpercaya
- Peningkatan Kualitas Penulisan
- Mendalam dan Komprehensif
- Menambah Konteks dan Perspektif
- Menjaga
Objektivitas dan Netralitas
- Pengembangan Wawasan dan Pengetahuan Baru
- Kekurangan Menggunakan Metode Analisis Jurnal
- Memakan Waktu yang Lama
- Kesulitan dalam Mengakses Jurnal Tertentu
- Terlalu Fokus pada Literatur yang Ada
- Tantangan dalam Memilih Jurnal yang Relevan
- Bahasa dan Gaya Penulisan yang Rumit
- Keterbatasan dalam Generalisasi Temuan
- Pengaruh Bias dalam Pemilihan Literatur
- Terbatas pada Penelitian yang Sudah Ada
Kesimpulan
Ringkasan Poin Penting:
1. Jangan terjebak dalam media sosial
2. Bijaklah dalam memilah informasi
3. Jadikan Media Sosial sebagai media belajar, atur media sosial sesukamu jangan biarkan media sosial yang mengaturmu.
Ajakan Aksi:
Supaya kamu tidak terjebak di dunia maya aturlah waktumu, jaga pola hidup dan habiskan waktu di dunia nyata dengan kegiatan yang positif seperti membaca buku, berolahraga, dan berkumpul dengan teman-teman. Tanpa tekanan dari dunia maya kamu akan menemukan ketenangan dalam hidup. Saat kau sudah berdamai dengan dirimu kau akan menemukan perspektif baru mengenai media sosial. Ikutilah akun-akun yang memberikan inspirasi positif dan menghindari konten yang tidak baik. Media sosial adalah alat untuk mendukung pertumbuhan kognitif dengan baik bukannya merusak.
Pesan Utama:
Baik buruknya media sosial tergantung pada penguna nya, bijaklah dalam menggunakan media sosial agar kamu tau bahwa media sosial bukan hanya sebuah ancaman bagi generasi ini melainkan tempat untuk belajar.
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 11 :
1. Keizha Djati Alzafirra (2302070081)
2. Muhammad Musyafa' Mudzakir Sa'id (2302070082)
3. Anna Istafa Aulia (2302070085)
4. Fathur Rahman Hakim (2302070086)
5. Vidi Noor Maida (2302070087)
Post a Comment