FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KOGNITIF: GENETIK VS LINGKUNGAN
Penulis: Niken Kusumaningrum (2303050045), Dewi Rahmawati (2303050062), Muhammad Nabil Asykar Nur (2303050063), Artika Tribuana Rizki (2303050066).
Kelompok 10 Psikologi Pendidikan Rombel Rabu Pukul 13.00
Pendahuluan
Perkembangan
kognitif pada anak tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, beberapa di
antaranya adalah faktor genetik dan lingkungan. Melihat dari faktor genetik,
Seorang anak mewarisi gen dari orang tuanya yang berkaitan dengan kecerdasan.
Jika orang tua memiliki kemampuan intelektual tinggi, anak cenderung memiliki
potensi genetik untuk kecerdasan tinggi.
Faktor lingkungan
juga mempengaruhi bagaimana perkembangan kognitif pada anak terjadi, menurut
teori Vygotsky perkembangan kognitif seseorang dipengaruhi oleh individu dan
lingkungannya. Anak berkembang dan terbentuk sesuai dengan bagaimana kondisi
lingkungan sekitar anak tersebut berjalan. Sebagai contoh Anak dari keluarga
dengan kecenderungan genetik IQ tinggi, tetapi dibesarkan di lingkungan yang
terbatas dengan akses pendidikan, mungkin tidak mencapai potensi penuhnya.
Sebaliknya, dengan dukungan pendidikan yang baik, ia bisa unggul secara
akademis.
Contoh lainnya
adalah Anak dengan kecenderungan genetik untuk kemampuan berbahasa tinggi yang
tumbuh di lingkungan bilingual menunjukkan kemampuan berbicara yang lebih
fleksibel dan kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih baik.Dari beberapa
keterangan diatas menyimpulkan bahwa perkembanngan kognitif pada anak dapat
dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan tempat anak tersebut tumbuh dan
berkembang.
Masalah yang umum
ditemui dari pernyataan tersebut adalah dimana siswa memiliki fase perkembangan
kognitif yang berbeda dan tidak sama di setiap individu dan seoragn guru
diharapkan dapat melakukan pengajaran dengan baik dan merata di kelas. Tidak
semua siswa dapat langsung mengikuti materi pembelajaran dengan baik dan
sesuai, perlu adanya beberapa penyesuaian untuk hal tersebut.
Jika siswa A dan
teman temannya dapat mengikuti sebuah materi dengan baik dibuktikan dengan
beberapa indikator, namum siswa B terasa kesulitan saat mengikuti materi
tersebut. guru dapat melakukan pendekatan-pendekatan untuk mengetahui sebab
yang melatar belakangi masalah siswa B. Guru dapat memastikan bagaimana kondisi
lingkungan latar belakang siswa di rumah, jika di rasa ada hal yang
mempengaruhi siswa tersebut dari lingkungannya, seorang guru dapat
menkomunikasikannya dengan orang tua siswa tersebut untuk dapat diatasi.
Artikel ini akan
membahas bagaimana faktor genetik dan lingkungan dapat mempengaruhi perkemangan
kognitif anak.
Infografis Faktor Perkembangan Kognitif
Pembahasan
Perkembangan
kognitif anak adalah proses bagaimana anak belajar, memahami, dan berpikir
tentang dunia di sekitar mereka. Dua aspek utama yang memengaruhi proses ini
adalah genetik dan lingkungan. Agar mudah dipahami, mari kita telaah kedua
faktor tersebut secara sederhana.
Penjelasan
Sederhana
- Genetik
Faktor genetik
mencakup kemampuan bawaan yang diwariskan dari orang tua, seperti potensi
intelektual atau bakat tertentu. Sebagai contoh, anak dari orang tua yang
berbakat dalam matematika mungkin memiliki kecenderungan yang sama untuk unggul
dalam bidang tersebut. Genetik memberikan "landasan" bagi
perkembangan kognitif, tetapi membutuhkan stimulasi dari lingkungan untuk
berkembang (Fatimah & Lestari, 2019).
2.
Lingkungan
Faktor lingkungan
meliputi semua hal yang dialami anak setelah lahir, termasuk pendidikan,
interaksi sosial, dan pengalaman sehari-hari. Lingkungan yang mendukung,
seperti pendidikan yang baik dan kesempatan bermain, dapat membantu mengasah
kemampuan berpikir anak. Misalnya, anak yang sering diajak berbicara oleh orang
tua cenderung memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik (Aisyah & Suryana,
2021).
Hasil
Penelitian
Penelitian
menunjukkan bahwa aktivitas bermain dapat mendukung perkembangan kognitif anak
secara signifikan. Sebagai contoh, permainan edukatif seperti matching warna
dan bentuk tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membantu anak belajar
mengenali pola, berpikir logis, dan memecahkan masalah (Kartini & Subekti,
2021). Sebuah penelitian di PAUD membuktikan bahwa penggunaan permainan
sederhana seperti tutup botol dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak secara
bertahap.
Contoh
Nyata
- Permainan
Edukatif
Dengan
memanfaatkan permainan seperti tutup botol, anak-anak dapat belajar menghitung
atau mengenal warna. Mereka merasa seperti sedang bermain, padahal sebenarnya
sedang belajar keterampilan dasar (Kartini & Subekti, 2021).
2.
Aktivitas Sehari-hari
Mengajak anak membantu memasak, seperti menghitung jumlah
sendok tepung atau memilih sayuran, dapat mengembangkan kemampuan berpikir
logis dan pemahaman konsep matematika dasar (Arifin & Nurhayati,
2020).
Kelebihan dan Kekurangan
- Kelebihan
- Permainan Edukatif: Membuat belajar
terasa menyenangkan, meningkatkan keterlibatan anak, dan mendukung
perkembangan kemampuan sosial saat bermain bersama teman.
- Aktivitas Sehari-hari: Menghubungkan
teori dengan praktik, memberikan pengalaman langsung, dan membantu anak
memahami dunia secara konkret.
2.
Kekurangan:
- Permainan Edukatif: Membutuhkan
kreativitas dan panduan yang baik dari orang dewasa. Selain itu, beberapa
anak mungkin merasa permainan terlalu sederhana atau kurang
menarik.
- Aktivitas Sehari-hari: Memerlukan
waktu dan energi lebih dari orang tua atau pengajar, serta tidak semua
keluarga memiliki sumber daya atau pengetahuan untuk melakukannya
(Nurjanah & Putri, 2022).
Kesimpulan
Perkembangan
kognitif anak merupakan proses dinamis yang dipengaruhi oleh dua faktor utama,
yaitu genetik dan lingkungan. Genetik memberikan potensi dasar kemampuan
kognitif yang diwarisi dari orang tua. Potensi ini seperti benih yang perlu
ditanam dan dirawat agar tumbuh dengan baik. Lingkungan berperan sebagai pupuk
dan sinar matahari yang memicu pertumbuhan benih tersebut. Lingkungan yang kaya
stimulasi, seperti interaksi sosial, pendidikan berkualitas, dan pengalaman
sehari-hari yang beragam, akan merangsang perkembangan kognitif anak secara
optimal. Aktivitas bermain juga dapat mendukung perkembangan kognitif anak
secara signifikan. Sebagai contoh, permainan edukatif seperti matching warna
dan bentuk tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membantu anak belajar
mengenali pola, berpikir logis, dan memecahkan masalah (Kartini & Subekti,
2021).
Daftar Pustaka
- Aisyah, S., & Suryana, N. (2021).
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia
Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2),
45-55.
- Arifin, M., & Nurhayati, S.
(2020). Hubungan Lingkungan Belajar dengan Kemampuan Berpikir Kritis Anak
Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, 12(3),
101-112.
- Fatimah, R., & Lestari, P.
(2019). Faktor Genetik dan Lingkungan dalam Membentuk Potensi Kognitif
Anak. Jurnal Psikologi dan Pendidikan, 7(1),
20-28.
- Kartini, E., & Subekti, D.
(2021). Bermain Sebagai Sarana Stimulasi Perkembangan Kognitif Anak Usia
Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia,
4(3), 59-70.
- Nurjanah, I., & Putri, S. (2022).
Interaksi Genetik dan Lingkungan dalam Pembentukan Kecerdasan Anak. Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 10(2), 122-131.
Post a Comment