Hakikat Psikologi Pendidikan: Kunci Pemahaman Belajar Bahasa Indonesia yang Efektif
Hakikat Psikologi Pendidikan:
Kunci Pemahaman Belajar Bahasa Indonesia yang Efektif
Muhammad
Irsyad Hamid Nugroho1, Tri Maria Hastuti2, Dhenok Aurorra
Candra Pradwipta3, Intana Aura Izza4
1,2,3,4Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Semarang
1irsyadnugroho30@students.unnes.ac.id
2mariahastuti366@students.unnes.ac.id
3dhenokpradwipta@students.unnes.ac.id
4intanaauraizza@students.unnes.ac.id
1.
PENDAHULUAN
Bayangkan
seorang siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang mengalami kesulitan
memahami puisi atau menulis esai. Meskipun guru telah mencoba berbagai
pendekatan, siswa masih menghadapi masalah dalam belajar. Proses pembelajaran
sering kali mengabaikan gaya belajar siswa, sehingga muncul masalah ini. Studi
oleh Abdurrahman & Kibtiyah (2021) menemukan
bahwa gaya belajar yang tepat sangat penting untuk keberhasilan dalam membantu
siswa mengatasi masalah belajar mereka. Pengetahuan tentang psikologi
pendidikan membantu guru memahami gaya belajar siswa dan membuat strategi
pembelajaran yang lebih baik. Dalam artikel ini, kami akan membahas berbagai
cara psikologi pendidikan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran bahasa.
2.
BAGIAN UMUM
2.1 Pengertian Psikologi
Pendidikan
Kata Psikologi berasal dari
bahasa Yunani Kuno: psyche (berarti nafas, jiwa, atau budi) dan logos
(berarti kata, diskursus, dan ilmu), sehingga secara harfiah, psikologi berarti
ilmu yang mempelajari tentang budi. Sedangkan Psikologi Pendidikan menurut
Barlow dalam Uliyanda
et al. (2024) yaitu panduan kepada guru
agar mereka dapat mengajar dengan lebih efektif dengan memahami bagaimana siswa
belajar.
Dari definisi tersebut dapat diambil simpulan bahwa psikologi pendidikan merupakan penerapan prinsip dan metode psikologi dalam memahami pembelajaran di lingkungan pendidikan. Psikologi pendidikan dalam pendidikan Bahasa Indonesia membantu guru memahami cara siswa belajar membaca, menulis, dan berpikir kritis, sehingga mereka dapat membuat metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan unik siswa.
2.2 Hasil Penelitian tentang
Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan dapat
dipahami sebagai salah satu cabang ilmu dalam psikologi. Beberapa ahli
memandangnya sebagai subdisiplin dari psikologi, bukan sebagai ilmu yang
berdiri sendiri (Nurliani,
2016). Pendapat ini didasarkan
pada anggapan bahwa psikologi pendidikan belum memiliki teori, konsep, dan
metode yang sepenuhnya khas. Pandangan ini didukung oleh fakta bahwa banyak
teori, konsep, dan metode dalam psikologi pendidikan sebenarnya berasal dari hasil
penelitian dalam cabang-cabang psikologi lainnya.
Arthur S. Reber dalam Nurliani
(2016), seorang profesor psikologi
yang pernah mengajar di Brooklyn College, University of New York City,
University of British Columbia di Kanada, serta University of Innsbruck di
Austria, menganggap psikologi pendidikan sebagai salah satu subdisiplin psikologi
terapan. Menurut pandangannya, psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu
psikologi yang berfokus pada teori dan isu-isu yang berkaitan dengan dunia
pendidikan, khususnya dalam berbagai aspek tertentu, seperti yang tertulis
dalam buku karya M. Ngalim Purwanto (2007:8-9):
a.
penerapan prinsi-prinsip belajar dalam kelas,
b.
pengembangan dan pembaharuan kurikulum,
c.
ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan,
d. sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses
tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif, dan
e.
penyelenggaraan pendidikan keguruan.
2.3 Contoh Penerapan tentang
Psikologi Pendidikan
Dalam pembelajaran puisi dan
esai, penerapan psikologi pendidikan dapat membantu siswa yang kesulitan
memahami materi karena gaya pembelajaran yang tidak sesuai. Misalnya,
berdasarkan teori gaya belajar Fleming’s VARK (Visual, Auditory, Reading/Writing,
Kinesthetic), seorang siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik
mungkin tidak memahami puisi yang hanya dibahas melalui diskusi verbal di kelas
(Widharyanto,
2017). Teori gaya belajar
Fleming’s VARK, yang dikembangkan oleh Neil Fleming, mengklasifikasikan cara
individu memproses informasi ke dalam empat kategori utama seperti Visual, Auditory/Aural,
Read/Write, dan Kinesthetic. Individu dengan gaya belajar
visual lebih memahami informasi melalui gambar, diagram, atau grafik, sementara
mereka yang memiliki gaya auditori lebih efektif belajar melalui mendengarkan
penjelasan, diskusi, atau rekaman suara.
Guru kemudian mengadaptasi
metode pembelajaran dengan memberikan pengalaman langsung, seperti meminta
siswa mengekspresikan isi puisi melalui drama, menggambar ilustrasi yang
mewakili puisi, atau menulis esai berdasarkan pengalaman pribadi mereka. Pendekatan
ini tidak hanya mempermudah siswa memahami konsep, tetapi juga selaras dengan
teori konstruktivisme Piaget, yang menekankan pentingnya keterlibatan aktif
siswa dalam membangun pengetahuan mereka sendiri. Dengan menyesuaikan strategi
pembelajaran, guru menciptakan pengalaman belajar yang bermakna sesuai dengan
kebutuhan individu siswa.
Untuk memahami lebih lanjut tentang implementasi kunci pemahaman belajar bahasa Indonesia yang efektif, berikut kami tampilkan video berjudul "Kunci Pemahaman Belajar Bahasa Indonesia yang Efektif" karya Kelompok 1.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan
Psikologi Pendidikan
Model
belajar VARK yang dikembangkan oleh Neil Fleming menawarkan sejumlah kelebihan
dalam dunia pendidikan. Menurut Rohmah (2024) mengatakan
bahwa metode VARK memberikan kerangka kerja bagi pendidik untuk menyesuaikan
metode pengajaran dengan preferensi belajar siswa yang beragam, sehingga
meningkatkan efektivitas pembelajaran. Selain itu, kesadaran siswa terhadap
preferensi belajarnya memungkinkan mereka untuk mengadopsi strategi belajar
yang lebih sesuai, sehingga meningkatkan efisiensi pembelajaran.
Namun, model Vark ini juga memiliki beberapa kekurangan yang menurunkan minat para pendidik untuk menggunakan metode Vark tersebut. Beberapa pendidik beranggapan bahwa klasifikasi metode ini terlalu umum, sehingga tidak sepenuhnya mampu menangkap keragaman preferensi belajar yang dimiliki oleh setiap individu. Preferensi belajar individu bersifat kontekstual dan dapat bervariasi tergantung pada tugas atau materi pembelajaran yang dihadapi. Sehingga penggunaan metode ini dalat mengarah stereotip, yakni siswa hanya cocok dengan satu gaya pembelajaran tertentu.
3.
SIMPULAN
Psikologi
pendidikan merupakan cabang ilmu psikologi yang berperan penting dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran, termasuk pembelajaran Bahasa Indonesia.
Sebagai subdisiplin psikologi, psikologi pendidikan mengintegrasikan teori dan
metode dari berbagai cabang psikologi untuk memahami proses belajar mengajar
secara lebih efektif. Penerapan prinsip-prinsip psikologi pendidikan, seperti
gaya belajar Fleming’s VARK dan teori konstruktivisme Piaget, dapat membantu
siswa mengatasi hambatan belajar melalui pendekatan yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Dengan demikian, psikologi pendidikan tidak hanya mendukung
guru dalam merancang metode pembelajaran yang relevan, tetapi juga membantu
siswa dalam membangun pemahaman secara aktif dan individual.
4.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdurrahman, S.,
& Kibtiyah, A. (2021). Strategi Mengatasi Masalah Kesulitan Belajar Siswa dengan
Memahami Gaya Belajar Siswa (Studi Kasus di MA Al-Ahsan Bareng). Jurnal
Pendidikan Tambusai, 5(3), 6444–6454.
Nurliani. (2016). Studi Psikologi Pendidikan. Jurnal
As-Salam, 1(2), 40.
https://media.neliti.com/media/publications/293617-studi-psikologi-pendidikan-539b32f0.pdf.
Rohmah, J. N. (2024). Penerapan Model VARK dalam Pengelolaan
Kelas untuk Meningkatkan Prestasi Siswa. Jurnal Appisi, 1(3), 27-39. https://doi.org/10.62383/studi.v1i3.19.
Uliyanda, D., Syabrina, L., Khairani, S., Az-zahra, M., &
Dalimunthe, P. A. (2024). Analisis Pembelajaran Psikologi Pendidikan. Madani:
Jurnal Ilmiah Multidisipline, 1(12), 638–644. https://doi.org/10.5281/zenodo.
Widharyanto, B. (2017). Gaya Belajar Model VARK dan
Implementasinya di Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia. 1st
International Conference on Education, Language, and Arts, July,
1–16. https://www.researchgate.net/publication/327869001.
Post a Comment