Mengenal Tahapan Perkembangan Kognitif pada Anak: Panduan untuk Orang Tua

Table of Contents

 

"Mengenal Tahapan Perkembangan Kognitif pada Anak:

 Panduan untuk OrangTua"

 

Oleh : Haqi Nasywa Ajaba, Arrafi Islami Fasa,

Much Qiamu Askar, Ricky Pramudya Gunawan, Renalta Alvin

 

Kata kunci : tahapan, perkembangan kognitif, anak

Pendahuluan

Sebagai orang tua, pasti selalu memperhatikan proses perkembangan pada anaknya. Mulai dari bagaimana melihat anak merespon orang tua dan lingkungan sekitar, mengolah informasi yang didapat bahkan bagaimana anak bisa memecahkan suatu masalah. Dari situlah orang tua bisa melihat sejauh mana anak mereka berkembang dan juga melihat tingkat kecerdasannya. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk melihat tingkat kecerdasan anak yaitu dengan menerapkan teori perkembangan kognitif. Dimana di dalam teori ini dijelaskan bahwa perkembangan anak terbagi menjadi beberapa tahapan sesuai dengan usia anak. Tahapan-tahapan inilah yang bisa menjadi panduan bagi orang tua untuk melatih perkembangan anak mereka. Dalam artikel ini, kita akan mempelajari lebih jelas mengenai apa itu perkembangan kognitif, teori perkembangan kognitif, contoh nyata penerapan perkembangan kognitif pada anak, serta kelebihan dan kekurangan dalam perkembangan kognitif.

Anak usia dini diharapkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya, termasuk dalam aspek bahasa. Perkembangan bahasa anak idealnya mengikuti Kompetensi Dasar yang diatur dalam Permendikbud No. 146 Tahun 2014, yang meliputi kemampuan bahasa reseptif (seperti mendengarkan dan membaca) serta ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan nonverbal), termasuk pengenalan literasi awal melalui aktivitas bermain. Berdasarkan Permendikbud No. 137 Tahun 2014, standar minimal perkembangan bahasa untuk anak usia 5-6 tahun meliputi pemahaman terhadap bahasa, mengikuti beberapa perintah sekaligus, mengulang kalimat kompleks, memahami aturan permainan, serta menikmati dan menghargai aktivitas membaca.

Selain itu, anak usia 5-6 tahun diharapkan mampu menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, mengidentifikasi kelompok gambar dengan bunyi yang sama, berkomunikasi secara lisan, memiliki kosa kata yang cukup, mengenal simbol sebagai persiapan membaca, menulis, dan berhitung, serta menyusun kalimat sederhana dengan struktur yang lengkap. Anak juga diharapkan dapat menggunakan lebih banyak kata untuk menyampaikan ide, melanjutkan cerita yang telah didengar, dan menunjukkan pemahaman terhadap konsep cerita. Oleh karena itu, perkembangan bahasa anak usia dini harus didukung sesuai dengan tingkat usianya, mengacu pada standar pencapaian perkembangan minimal yang telah ditetapkan.

Pengertian

Perkembangan kognitif adalah proses di mana kemampuan mental seseorang untuk berpikir, memahami, belajar, dan mengingat mengalami perubahan seiring waktu. Proses ini dimulai sejak lahir dan berlangsung sepanjang kehidupan, meskipun sebagian besar perubahan signifikan terjadi selama masa kanak-kanak dan remaja.



Aspek-aspek dalam perkembangan kognitif:

·       Persepsi                       : Kemampuan memahami dunia melalui pancaindra.

·       Bahasa                        : Pengembangan kemampuan berbicara, membaca, dan menulis.

·       Logika dan Penalaran : Kemampuan memecahkan masalah dan berpikir secara logis.

·       Memori                       : Proses menyimpan dan mengingat informasi.

·       Pemikiran Abstrak      : Kemampuan memahami konsep yang tidak langsung terlihat (biasanya berkembang di masa remaja).

Teori Perkembangan Kognitif

Salah satu teori paling terkenal tentang perkembangan kognitif adalah yang dikemukakan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss. Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif terjadi melalui empat tahap utama:

·       Tahap Sensorimotor (0–2 tahun)

Bayi belajar melalui indera dan gerakan fisik.Memahami bahwa objek tetap ada meskipun tidak terlihat (object permanence).

·       Tahap Praoperasional (2–7 tahun)

Anak mulai menggunakan simbol (kata dan gambar) untuk mewakili benda.Pemikiran masih egosentris (hanya melihat dari sudut pandang mereka sendiri).

·       Tahap Operasional Konkret (7–11 tahun)

Anak mulai memahami konsep logis, tetapi hanya pada situasi konkret. Mengembangkan kemampuan untuk memahami hubungan sebab-akibat.

·       Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas)

Individu mulai berpikir secara abstrak dan hipotetis.Dapat memecahkan masalah yang kompleks dan berpikir secara sistematis.

Salah satu contohnya adalah Bayi dan Anak Kecil

Pemahaman Keberadaan Objek: Bayi sekitar usia 8–12 bulan mulai menyadari bahwa benda tetap ada meskipun tidak terlihat, misalnya saat mainan disembunyikan di balik kain, mereka akan mencarinya.

Meniru dan Eksplorasi: Bayi meniru gerakan atau ekspresi wajah orang dewasa, seperti melambaikan tangan saat orang lain melakukannya.

Kelebihan dari metode ini:

  •    Memberikan Pemahaman tentang Tahapan Perkembangan
  •    Berbasis Observasi Nyata
  •     Fleksibilitas dalam Aplikasi
  •     Fokus pada Pembelajaran Aktif
  •     Menekankan Peran Lingkungan dan Dukungan Sosial

Kekurangan dari metode ini:

  •  Kurang Memperhatikan Perbedaan Individual
  •  Generalitas Tahapan
  •  Keterbatasan Usia Dewasa dan Lansia.
  •  Kurang Memperhatikan Faktor Emosional dan Budaya
  •  Membutuhkan Sumber Daya untuk Aplikasi.
  •  Observasi Subjektif.

Secara keseluruhan, metode ini sangat bermanfaat dalam memahami perkembangan kognitif, tetapi perlu diadaptasi untuk mempertimbangkan keunikan individu, konteks budaya, dan situasi praktis agar lebih efektif.

Kesimpulan

Perkembangan kognitif adalah proses perubahan kemampuan berpikir, memahami, belajar, dan mengingat sepanjang kehidupan, terutama pada masa kanak-kanak dan remaja.

Kelebihan: Memahami tahapan, fleksibel, berbasis observasi, dan menekankan dukungan sosial.
Kekurangan: Kurang memperhatikan individu, budaya, emosi, dan membutuhkan banyak sumber daya.

Metode ini efektif tetapi perlu adaptasi untuk mempertimbangkan keunikan individu dan konteks.

Menerapkan metode perkembangan kognitif dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu kita memahami dan mendukung proses belajar seseorang, baik itu anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Dengan memahami tahapan perkembangan, kita dapat menciptakan lingkungan yang tepat untuk memaksimalkan potensi mereka, seperti memberikan aktivitas bermain yang sesuai, mendukung pembelajaran aktif, atau memfasilitasi diskusi yang mendorong pemikiran abstrak.

Mari kita terapkan metode ini dalam mendampingi anak atau orang di sekitar kita! Dengan memperhatikan tahapan kognitif dan memberikan dukungan yang sesuai.

 

 




Top of Form

Bottom of Form

 

Post a Comment