Mengukir Harmoni di Kelas: Membuka Ruang untuk Empati melalui Cooperative Jigsaw

Table of Contents

 Penulis    :

1.      Widyadhana Benda S.Nismara    (2302020030)

2.      Yulian Akbar Rizki Nur Fazri      (2302020031)

3.      Hening Jati Melani                       (2302020046)

4.      Nadia Nurul Arofah                     (2302020048)

5.      Hanifah Ainurohmah                   (2302020052)



Kata Kunci: Metode Cooperative Jigsaw, Konflik antar siswa, Psikologi pendidikan, Teori konstruktivisme


Pendahuluan

Kelas adalah miniatur masyarakat dengan beragam karakter, emosi, dan potensi konflik. Jika tidak dikelola dengan bijak, perbedaan dapat menjadi hambatan. Namun, dengan pendekatan tepat, konflik justru dapat menjadi sarana pembelajaran. Di setiap satuan pendidikan, konflik antar siswa sering terjadi, seperti pertengkaran atau saling menyalahkan yang menjadi kendala dalam pembelajaran.

Sebagai seorang guru sudah sepatutnya dapat menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi di dalam kelas, salah satunya dengan pendekatan Cooperative Jigsaw. Metode Cooperative Jigsaw efektif meningkatkan keterampilan komunikasi siswa melalui diskusi kelompok ahli dan asal, sekaligus memperdalam pemahaman mereka terhadap materi (Nurhaeni dalam Sholihah et al., 2016).  Pembentukkan kelompok belajar yang beragam dan diharuskan untuk menyelesaikan tugas bersama dapat mendorong komunikasi, memahami sudut pandang masing-masing, dan belajar menyelesaikan masalah secara kolaboratif. Dalam proses ini, siswa yang tadinya tidak dekat atau bahkan sering bertengkar secara perlahan akan belajar untuk bekerja sama demi tujuan bersama.

Pendekatan ini tidak hanya menyelesaikan konflik, tetapi juga menciptakan kelas yang inklusif dan harmonis. Dengan belajar menghormati, memahami perbedaan, dan bekerja sama, siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial yang penting. Kegiatan refleksi kelompok setelah tugas juga dapat memperkuat hubungan antar siswa dan menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk pembelajaran.

Lingkungan belajar yang tidak nyaman, akibat konflik antar siswa, perbedaan karakter, serta kurangnya dukungan orang tua dan motivasi, menghambat konsentrasi dan efektivitas kelas. Metode Cooperative Jigsaw dapat menjadi solusi dengan meningkatkan prestasi akademik, keterampilan sosial, serta menciptakan suasana kelas yang kondusif dan inklusif.


Infografis Metode Pembelajaran Cooperative Jigsaw


Bagian Utama

Psikologi berasal dari kata Yunani "psyche" (jiwa) dan "logos" (ilmu), secara literal diartikan sebagai ilmu yang mempelajari jiwa. Ilmu ini mencakup aspek-aspek seperti akal, kehendak, pengetahuan, dan berperan penting dalam menyelesaikan berbagai persoalan terkait hal-hal tersebut. Dalam filsafat, psikologi memiliki peran strategis dalam memahami dan menjawab persoalan mendasar mengenai sifat dan fungsi jiwa manusia (Perbowosari et al., 2020). Ketika diaplikasikan dalam dunia pendidikan, psikologi menjadi dasar dalam memahami perilaku dan kondisi peserta didik untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif .

Psikologi pendidikan, menurut Aziz et al. (2024) merupakan bidang yang berfokus pada aspek kejiwaan dan perilaku peserta didik dalam proses belajar. Hal ini mencakup pembelajaran, pengembangan kurikulum, pengajaran, evaluasi, hingga layanan konseling, yang bertujuan untuk mencapai hasil pendidikan optimal dengan melibatkan semua pihak, seperti peserta didik, pendidik, orang tua, dan pemerintah (Rahmat, 2018). Oleh karena itu, para pendidik perlu memiliki pemahaman mendalam tentang psikologi pendidikan agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan memberikan dampak positif bagi peserta didik. Pengetahuan ini tidak hanya relevan bagi guru di lembaga formal, tetapi juga bagi dosen, orang tua, dan pelaku pendidikan di lingkungan formal maupun nonformal.

Salah satu teori dalam psikologi Pendidikan adalan teori konstruktivisme. Menurut (Suparlan, 2018), konstruktivisme adalah teori yang berfokus pada pengembangan kemampuan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran, dengan sifatnya yang membangun untuk mendorong keaktifan dan meningkatkan kecerdasan siswa. Teori ini sejalan dengan metode Cooperative Jigsaw di kelas pada cerita di atas yang juga mendukung prinsip psikologi pendidikan tentang pentingnya pengelolaan emosi dan keterampilan sosial-emosional dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, Cooperative Jigsaw menjadi penerapan nyata dari teori konstruktivisme yang menciptakan lingkungan belajar yang produktif dan kondusif.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bamu (2021) dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa Arab Melalui Metode Jigsaw Learning Di Kelas X MA Al-Khairaat Buntulia Tahun Pelajaran 2019/2020”, hasil penelitian menyatakan bahwa metode Jigsaw terbukti efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, dengan nilai rata-rata meningkat dari 6,49 pada siklus I menjadi 8,44 pada siklus III. Ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan signifikan dari 42,4% di siklus I menjadi 87,9% di siklus III.

Melalui metode Cooperative Jigsaw, peserta didik diajak untuk berbagi pengalaman dan perasaan mereka, sehingga mereka merasa dihargai dan didengar. Pendekatan ini membawa perubahan positif, seperti menurunnya konflik, meningkatnya suasana kondusif, dan pencapaian prestasi yang lebih baik. Namun, meskipun memiliki banyak kelebihan, metode ini juga memiliki beberapa kelemahan. Seperti yang dijelaskan oleh Apriyanti dalam Sukmawati et al. (2023), seperti tantangan dalam membangun kepercayaan diri siswa, kebutuhan waktu lebih untuk memahami peserta didik, dan kesulitan manajemen waktu saat pelaksanaan

Simpulan 

Konflik antar siswa sering kali mengganggu proses pembelajaran di kelas. Namun, penerapan metode Cooperative Jigsaw terbukti dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Melalui kerja kelompok yang beragam, siswa diajak untuk berkolaborasi, menghargai perbedaan, dan menyelesaikan masalah bersama. Oleh karena itu, cobalah menerapkan metode Cooperative Jigsaw dalam kegiatan belajar di kelas. Dengan menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis, siswa akan terdorong untuk bekerja sama dan saling menghormati. Penerapan metode ini tidak hanya mengubah konflik menjadi peluang pembelajaran, tetapi juga membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial yang penting, baik untuk kehidupan di dalam maupun di luar kelas.


Video Penjelasan


Daftar Pustaka

Aziz, A. A., Ferwati, W., Abdillah, H. Z., Ali, M., Perang, B., Santoso, R., Ekaningtyas, N. L. D., Muthahharah, S., Ansel, M. F., Linggi, A. I., Nduru, M. P., & Amsila, N. (2024). Psikologi Pendidikan (Suwandi, S.E., M.Ak., C.GL., C.PI., CNFW., C.FTax., CPABC., C.FR., C.AFE., CBPA., C.AP., C.CSR., C.RM., CQMS., CBSP., CFAP., CTP., & CPPSP. (eds.)). Eureka Media Aksara.

Bamu, S. A. (2021). Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa Arab melalui Metode Jigsaw Learning di Kelas X MA Al-Khairaat Buntulia Tahun Pelajaran 2019/2020. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 7(3), 1201. https://doi.org/10.37905/aksara.7.3.1201-1206.2021

Perbowosari, H., Indrawan, I., Wijoyo, H., & Setyaningsih. (2020). Pengantar Psikologi Pendidikan (P. Gelgel, N. F. Hariyanto, & D. N. Loka (eds.)). CV. Penerbit Qiara Media.

Rahmat, P. S. (2018). Psikologi Pendidikan (Y. N. I. Sari (ed.)). PT. Bumi Aksara.

Sholihah, H. A., Koeswardani, N. F., & Fitriana, V. K. (2016). Metode Pembelajaran Jigsaw dalam Meningkatkan Ketrampilan Komunikasi Siswa SMP. Prosiding Konferensi Pendidikan Nasional, 160–167.

Sukmawati, A., Khamalia, N. A. N., & Zuhroh, N. E. (2023). Efektivitas Metode Jigsaw pada Peserta Didik Abad 21. Tsaqofah, 3(4), 568–576. https://doi.org/10.58578/tsaqofah.v3i4.1221

Suparlan. (2018). Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Islamika : Jurnal Keislaman Dan Ilmu Pendidikan, 7(1), 79–88. https://doi.org/10.24114/kjb.v7i1.10113


Post a Comment