PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN
PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK DAN IMPLEMENTASINYA
DALAM PENDIDIKAN
Artikel ini dibuat oleh Aldiano Putra
Ramadhani dengan NIM (2306010162) Nomor absen 142 dan Akhsanu Thoriq Sagara dengan
NIM (2306010162) Nomor absen 143
Abstrak
Artikel
ini membahas tentang pendekatan pembelajaran behavioristik dan bagaimana
implementasinya dalam dunia pendidikan. Pembelajaran behavioristik berfokus
pada perubahan perilaku yang dapat diamati dan diukur. Artikel ini juga akan
membahas teori-teori pendukung pembelajaran behavioristik, termasuk teori
belajar klasik oleh Ivan Pavlov dan teori belajar operan oleh B.F. Skinner. Behaviorisme
merupakan aliran psikologi yang menekankan pada perubahan tingkah laku yang
dapat diamati, diukur, dan dinilai secara konkret. Metode penelitian
menggunakan studi literatur dengan menganalisis berbagai sumber referensi
terkait teori behavioristik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
behavioristik masih relevan diterapkan dalam pendidikan modern dengan berbagai
modifikasi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Pendahuluan
Pembelajaran
merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam perkembangan teori pembelajaran,
behaviorisme muncul sebagai salah satu aliran psikologi yang memberikan
kontribusi signifikan terhadap praktik pendidikan. Teori behavioristik
menekankan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku yang dapat diamati,
diukur, dan dinilai secara konkret.Latar belakang penelitian ini didasari oleh
kebutuhan untuk memahami lebih dalam tentang teori behavioristik dan bagaimana
implementasinya dapat mempengaruhi proses pembelajaran di era modern. Meskipun
telah berkembang berbagai teori pembelajaran baru, prinsip-prinsip
behavioristik masih relevan dan dapat diintegrasikan dengan pendekatan pembelajaran
kontemporer. Pembelajaran behavioristik adalah pendekatan yang berfokus pada
perubahan perilaku yang dapat diamati dan diukur. Pendekatan ini didasarkan
pada teori bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi dengan lingkungan dan
bahwa pengetahuan tidak perlu dipahami untuk mempengaruhi perilaku.
METODE
Metode
penelitian ini menggunakan studi literatur dengan menganalisis berbagai sumber
referensi terkait teori behavioristik. referensi yang relevan, baik dalam
bentuk teks-teks tertulis maupun soft copy edition, seperti jurnal ilmiah,
ebook, artikel online, dan publikasi pemerintah kami kemas dan dikumpulkan
dalam artikel ini. Referensi soft copy edition dapat diperoleh dari sumber
internet yang diakses secara online. Kedua referensi tersebut merupakan sumber
utama dalam studi pustaka yang menjelaskan variabel-variabel dalam penulisan
artikel ini. Setelah dilakukan pencarian referensi yang relevan dengan data
yang dibutuhkan, kemudian penulis menganalisis data-data yang ada. Langkah
selanjutnya adalah memilah-milah informasi yang relevan dengan persoalan yang
dibahas hingga akhirnya terbentuk sebuah solusi dari masalah yang dibahas dari
artikel ini.
TEORI
PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK
Behaviorisme,
sebagai teori belajar, didasarkan pada gagasan bahwa semua perilaku diperoleh
melalui pengkondisian. Pengkondisian terjadi melalui interaksi dengan
lingkungan. Para behavioris percaya bahwa respons kita terhadap rangsangan
lingkungan membentuk tindakan kita. Teori ini berakar pada karya dua psikolog
terkemuka, John B. Watson dan B.F. Skinner.
1. John
B. Watson dan Pengkondisian Klasik
John
B. Watson, yang sering dianggap sebagai bapak behaviorisme, percaya bahwa
perilaku manusia dapat dipahami dengan mempelajari perilaku yang dapat diamati
daripada keadaan mental internal. Dia berpendapat bahwa psikologi harus
berfokus pada reaksi yang objektif dan dapat diamati terhadap rangsangan
daripada analisis diri yang introspektif.Pekerjaan Watson sangat dipengaruhi
oleh eksperimen Ivan Pavlov tentang pengkondisian klasik. Pavlov menunjukkan
bahwa anjing bisa belajar untuk mengasosiasikan stimulus netral (seperti bel)
dengan respons otomatis (seperti mengeluarkan air liur), yang mengarah pada
respons yang dikondisikan baru. Konsep belajar melalui asosiasi ini membentuk
dasar pengkondisian klasik.
2. B.F.
Skinner dan Pengkondisian Operan
B.F.
Skinner, tokoh penting lainnya dalam behaviorisme, memperluas pekerjaan Watson
untuk mengembangkan teori pengkondisian operan. Skinner percaya bahwa perilaku
ditentukan oleh konsekuensinya. Hasil positif memperkuat perilaku, membuatnya
lebih mungkin terjadi lagi, sementara hasil negatif menghambat perilaku.Skinner
memperkenalkan konsep penguatan ke dalam behaviorisme. Penguatan, yang bisa
positif (menambahkan stimulus yang diinginkan) atau negatif (menghilangkan
stimulus yang tidak diinginkan), memperkuat perilaku. Di sisi lain, hukuman,
baik melalui penerapan stimulus yang tidak menyenangkan atau penghapusan yang
menyenangkan, melemahkan perilaku.
3. Behaviorisme
dalam Pendidikan
Behaviorisme
telah memiliki dampak signifikan pada pendidikan. Penekanan teori pada perilaku
yang dapat diamati dan efek lingkungan belajar telah mengarah pada metode
pengajaran yang berfokus pada pengulangan, latihan, dan penguatan positif.Di
kelas, teknik behavioris dapat dilihat dalam penggunaan sistem reward, di mana
siswa diberikan token jenis tertentu untuk menampilkan perilaku yang
diinginkan. Token kemudian dapat ditukar dengan hadiah. Metode ini, yang
dikenal sebagai ekonomi token, adalah bentuk pengkondisian operan karena
mendorong pengulangan perilaku yang diinginkan.Behaviorisme juga mendukung
penggunaan petunjuk instruksional dan latihan dalam pengajaran. Guru memberikan
petunjuk untuk membimbing siswa menuju respons yang benar. Setelah respons
diberikan, guru memberikan umpan balik segera, memungkinkan siswa untuk
menyesuaikan perilaku mereka dan memahami hubungan antara tindakan mereka dan
hasilnya.
PRINSIP
DASAR PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK
Menekankan
perubahan tingkah laku yang dapat diamati melalui Lingkungan sebagai faktor
penting dalam pembelajaran dan menekankan Pentingnya latihan dan pengulangan
serta Adanya reward dan punishment selain itu Implementasi dalam Pembelajaran
menekankan Drill and practice dalam pembelajaran, Pemberian tugas
terstruktur, dan Pembelajaran terprogram
Kelebihan Teori Behavioristik ini Cocok
untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktik dan pembiasaan dengan hasil
belajar yang dapat diukur secara jelas serta membantu siswa untuk fokus pada
tujuan pembelajaran. Teori Behavioristik memilliki Keterbatasan yaitu Kurang
memperhatikan proses berpikir internal yang membuat siswa menjadi kurang
kreatif dan inovatif serta pembelajaran yang cenderung mekanistik
UJI
COBA DAN PEMBAHASAN
uji
coba dan pembahasan Pembelajaran behavioristik telah diuji dalam berbagai
konteks pendidikan dan telah menunjukkan hasil yang positif. Misalnya,
penggunaan penguatan dan hukuman telah terbukti efektif dalam membentuk
perilaku siswa. Selain itu, penggunaan latihan dan ulangan juga telah terbukti
efektif dalam memperkuat pembelajaran.
KESIMPULAN
Secara
keseluruhan, pembelajaran behavioristik adalah pendekatan yang efektif untuk
membentuk perilaku dan memfasilitasi pembelajaran. Meskipun pendekatan ini
memiliki keterbatasan, seperti kurangnya fokus pada proses mental dalam
pembelajaran, ia tetap menjadi alat yang berharga dalam pendidikan. Behaviorisme,
dengan fokusnya pada perilaku yang dapat diamati dan dampak lingkungan belajar,
telah memberikan wawasan berharga tentang bagaimana proses belajar terjadi.
Prinsip-prinsipnya, terutama yang terkait dengan pengkondisian dan penguatan,
telah banyak diterapkan dalam pendidikan untuk membimbing metode pengajaran dan
strategi manajemen kelas. Meskipun ada kritik dan munculnya teori belajar
lainnya, behaviorisme tetap menjadi kerangka kerja utama dalam memahami
perilaku manusia dan proses belajar.
Berdasarkan
kajian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
- Teori
behavioristik masih relevan dalam pendidikan modern dengan berbagai
modifikasi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
- Implementasi
teori behavioristik paling efektif ketika:
- Digunakan
untuk pembentukan perilaku dasar
- Dikombinasikan
dengan teori pembelajaran lain
- Disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik
- Fakta
atau temuan lain :
- Perlu
adanya integrasi antara teori behavioristik dengan teknologi pembelajaran
- Pengembangan
model pembelajaran yang mengakomodasi kelebihan teori behavioristik
- Peningkatan
kompetensi guru dalam mengimplementasikan teori behavioristik
Artikel
ini memberikan pemahaman komprehensif tentang teori behavioristik dan implementasinya
dalam pendidikan modern. Meskipun memiliki keterbatasan, teori ini tetap
menjadi salah satu landasan penting dalam praktik pendidikan, terutama ketika
dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran kontemporer.
Post a Comment